Materi kelompok 10 dipresentasikan pada tanggal 1 Oktober 2018 sebagai berikut:
MATERI
Tekankan pada anak, bahwa kejadian itu bukanlah kesalahannya, melainkan kesalahan pelaku. Hal ini penting mengingat banyak korban memiliki kepercayaan bahwa kejahatan seksual yang terjadi adalah kesalahannya. Tunjukkan pada anak bahwa Anda menghargai kepercayaan dan keberaniannya untuk bercerita pada Anda
Berikan dukungan penuh, secara emosional dan psikologis. Anak membutuhkan dukungan, kenyamanan, dan cinta kasih Anda lebih dari sebelumnya. Anak dapat menghadapi kejadian itu dengan lebih baik ketika ayah-bunda dan lingkungan di sekitarnya peduli dan menerima keadaan dirinya.
Segera konsultasikan kondisi anak ke pihak yang berkompeten untuk membantunya memulihkan trauma psikologis yang dialaminya, sehingga dapat meminimalisasi dampak jangka panjang.
Tanya:
Agie Malang
Bagaimana ya cara yg tepat memberitahu orang yang lebih tua dari saya. Masalah yang ada adalah si anaknya tidak dibiasakan memakai celana panjang saat memakai rok, karena saya sungkan saya jauh lebih muda untuk mengingatkan maka saya sudah membuat tulisan tentang pentingnya memakai celana panjang meski sudah memakai rok panjang,karena saya risih liat anak tersebut sering mengangkat roknya hingga terlihat celana dalamnya. Setelah saya share tulisan tersebut alhamdulilah yg dituju merespon dengan melike tulisan saya, tapi sedihnya anaknya tetep aja gak dipakaikan celana?
Jawab:
Apakah dekat dengan beliau?
Kalo dekat mungkin bisa diberi hadiah celana untuk si anak.
Memberi Saran orang lebih tua memang gak bisa serta merta. Saran saya dekati si anak jelaskan perlahan menutup auratnya dgn celana. Biasanya anak-anak lebih Mudah diarahkan.
KESIMPULAN
✓ Makin "edan" dunia, harus makin siap kita membekali anak untuk menghadapinya?
? Bagaimana dengan murid mba rifia yg notabene lebih banyak di sekolah?
✓ Karena sistemnya pengasuhan, hanya ada ustadzah, masih butuh usaha lebih untuk memperkenalkan perbedaan laki laki. Jelaskan sesuai nama dan fungsinya. Hindari penggunaan istilah lain yang membingungkan.
? Bagaimana dengan anak yg suka penasaran memegang kelamin teman?
✓ Tetap tenang dan dampingi. Beritau fungsinya. Dan jelaskan itu adalah aurat yg hanya boleh dipegang oleh mereka sendiri.
? Apa 3,5 tahun sudah bisa dijelaskan perbedaan laki dan permpuan? Misal saat melihat adiknya dimandikan.
✓ Lebih baik dijelaskan diawal, sebelum cukup besar dan sudah harus tau malu. Pr selanjutnya adalah menjelaskan tentang haid.
? Bagaimana bila ada lingkungan yg tidak memakaikan celana pada anak perempuannya yg menggunakan rok? Sehingga saat tersingkap terlihat celana dalamnya. Sudah mencoba membuat tulisan di fb, beliau sudah membaca tp belum ada perubahan.
✓ Bisa diingatkan langsung ke anaknya. Karena anak lebih mudah untuk diingatkan. Bisa juga langsung memberikan hadiah berupa celana. Berikan contoh positif penggunaan celana. Tentu bincang bincang dengan orang tuanya tetap perlu diusahakan.
? Pemerkosaan tidak melihat pakaian korban. Bagaimana tanggapannya?
✓ Faktor pemicu kejadian juga karena psikis pelaku. Pelaku yg memang memiliki orientasi seksual berbeda bisa menjadi pemicu. Namun berpakaian sopan bisa meminimalisir
✓Kalau pakaian bukan lagi jd pelindung, kadang terjadi memang karena ada kesempatan. Hindari tempat sepi dan berjalan sendirian. Bekali diri dengan kemampuan bela diri. Karena sebagian besar pelaku adalah korban kekerasan seksual itu sendiri.
MATERI
STOP
KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK
Kekerasan
seksual semakin marak terjadi kususnya menimpa kalangan anak-anak.
Membangkitkan fitrah seksual sejak dini diyakini mampu menjadi pertahanan
pertama agar anak-anak terhindar dari beragam permasalahan seksual diantaranya
kekerasan seksual. Fitrah seksualitas yang tumbuh dengan paripurna akan
memahamkan anak-anak pada identitas dirinya. Bagaimana seorang laki-laki
bertindak, bersikap,berfikir dan berpakaian selayaknya laki-laki. Sebaliknya
bagaimana seorang perempuan bertindak, bersikap, berfikir dan berpakaian
selayaknya perempuan. Anak-anak yang faham akan identitas dirinya dengan jelas
diharapkan bisa terhindar dari kekerasan seksual. Namun demikian, fisik
anak-anak yang lemah dan kerap kali masih banyak bergantung pada orang dewasa
untuk melakukan aktifitasnya seringkali dijadikan kesempatan sehingga anak-anak
kerapkali menjadi korban kekerasan seksual.
Apa itu Kekerasan Seksual pada Anak?
Kekerasan
seksual terhadap anak adalah suatu bentuk penyiksaan anak
di mana orang dewasa atau remaja yang lebih tua menggunakan anak untuk
rangsangan seksual. Bentuk pelecehan seksual anak termasuk meminta atau menekan
seorang anak untuk melakukan aktivitas seksual (terlepas dari hasilnya),
memberikan paparan yang tidak senonoh dari alat kelamin untuk anak, menampilkan
pornografi untuk anak, melakukan hubungan seksual terhadap anak-anak, kontak
fisik dengan alat kelamin anak (kecuali dalam konteks non-seksual tertentu
seperti pemeriksaan medis), melihat alat kelamin anak tanpa kontak fisik
(kecuali dalam konteks non-seksual seperti pemeriksaan medis), atau menggunakan
anak untuk memproduksi pornografi anak.
Bentuk-bentuk Kekerasan
Seksual pada Anak?
Kekerasan seksual tidak hanya terjadi dalam bentuk perkosaan saja,
inilah mungkin yang menyebabkan banyak orangtua yang tidak menyadari
tanda-tanda yang ditunjukkan anak ketika mengalami kekerasan seksual. Kekerasan
seksual dapat berupa kekerasan fisik maupun non fisik.
Kekerasan seksual pada anak secara fisik berupa :
·
Menyentuh area intim atau kemaluan
anak untuk memenuhi gairahnya
·
Membuat anak menyentuh bagian privat
atau kemaluan pelaku
·
Membuat anak ikut bermain dalam
permainan seksualnya
·
Memasukkan sesuatu ke dalam kemaluan
atau anus anak
Kekerasan seksual pada anak non fisik dapat berupa :
·
Menunjukkan hal-hal yang bersifat
pornografi pada anak, entah itu video, foto, atau gambar
·
Menyuruh anak berpose tidak wajar
·
Menyuruh anak untuk menonton
berbagai hal yang berhubungan dengan seks
·
Mengintip atau menontoni anak yang
sedang mandi atau sedang berada di dalam toilet
Tanda-Tanda Anak Mengalami
Kekeraan Seksual
Orang tua harus peka apabila
anak-anak mulai menunjukkan perilaku yang tidak wajar atau berubah darastis
dari biasanya. Ada beberapa tanda anak mengalami kekerasan seksual antaranya :
Tanda-tanda Non Fisik
·
Sering bermimpi buruk hingga
mengalami masalah tidur
·
Perilaku berubah, misalnya
menggunakan mainan atau benda sebagai rangsangan seksual
·
Menjadi sangat tertutup dan pendiam
·
Dalam keadaan marah, emosinya akan
sangat meledak dan tak terkendali
·
Menyebutkan kata-kata atau istilah
yang tidak pantas, misalnya menyebutkan bagian-bagian tubuh genital dan tidak
diketahui dari mana ia mengetahuinya.
·
Melakukan hal-hal yang membahayakan
dirinya, seperti melukai dirinya dengan benda tajam
·
Menceritakan teman barunya yang
berusia lebih tua dan menyebutkan kalau ia mendapatkan banyak hadiah dari orang
tersebut tanpa alasan yang jelas
·
Tiba-tiba merasa ketakutan jika
diajak ke suatu tempat tertentu atau ketika bertemu dengan orang tertentu
·
Anak mungkin menunjukkan tanda-tanda
pemberontakan atau perilaku menantang
·
Perubahan kebiasaan makan.
·
Anak mungkin mencoba untuk bunuh
diri.
Tanda-Tanda
Fisik
·
Anak merasa sakit, terjadi
perdarahan, atau keluar cairan dari kemaluan, anus, atau mulutnya
·
Merasa sakit yang berulang-ulang,
setiap ia buang air kecil
·
Menjadi sering mengompol kembali
·
Nyeri atau kesulitan berjalan atau
duduk
·
Terdapat darah di pakaian dalamnya
·
Memar di tempat-tempat yang tidak
biasa, tanpa alasan jelas
Dampak Kekerasan
Seksual
Banyak dampak berbahaya yang ditimbulkan dari pelecehan seksual pada anak,
yaitu dapat berpengaruh pada psikologis, fisik, dan sosialnya. Inilah beberapa
di antaranya:
·
Anak menjadi pribadi yang tertutup dan tidak percaya
diri.
·
Timbul perasaan bersalah, stres, bahkan depresi.
·
Timbul ketakutan atau fobia tertentu.
·
Mengidap gangguan traumatik pasca kejadian (PTSD).
·
Di kemudian hari, anak bisa menjadi lebih agresif,
berpotensi melakukan tindan kriminal bahkan menjadi calon pelaku kekerasan.
·
Susah makan dan tidur, mendapat mimpi buruk.
·
Terjangkit penyakit menular seksual.
·
Disfungsi seksual.
·
Tidak bersosialisasi dengan lingkungan luar.
·
Mudah merasa takut dan cemas berlebihan.
·
Prestasi akademik menjadi rendah.
·
Adanya gangguan psikis, dan bisa menghambat tumbuh-kembang
anak.
Dampak yang
timbul pada anak tergantung pada frekuensi dan durasi kekerasan yang telah
mereka terima. Semakin sering kekerasan yang diterima, maka trauma yang timbul
juga akan semakin besar dan membutuhkan pemulihan jangka panjang. Luka fisik yang
ditimbulkan dapat sembuh dalam waktu yang tidak lama, namun luka psikis akan
terekam oleh anak dalam waktu yang sangat lama. Perkembangan fisik dan mental
anak juga akan ikut terluka.
Cara Menghindari Kekerasan Seksual Pada Anak
1.
Ajarkan anak tentang anatomi
tubuhnya
Pengenalan
anggota tubuh harus dilakukan sedini mungkin, termasuk dengan penamaan yang
tepat untuk genitalia mereka. Banyak orangtua yang memilih ‘menghaluskan’
istilah anatomi tubuh seperti “payudara”, “penis”, atau “vagina” dengan
kata-kata yang menurut mereka lebih bisa diterima. Cara ini salah.
Mengajarkan
anak nama-nama yang benar untuk setiap bagian tubuh, mereka akan lebih akurat
saat menceritakan apa yang terjadi pada mereka jika seseorang melecehkan
mereka. Dengan menggunakan istilah anatomi yang sesuai, semua orang yang
terlibat akan memahami persis apa yang anak-anak maksud guna meminimalisir
kemungkinan salah tafsir. Misalnya, akan jauh lebih jelas jika seorang anak
bisa melaporkan pelecehan yang terjadi dengan, “orang itu menyentuh vaginaku
dengan penisnya” dibanding dengan jika ia mengatakan “orang itu pegang
burungku.”
2. Ajarkan
anak mengenai batasan
Prinsip yang
paling utama yang harus diajarkan sejak dini adalah tubuh adalah milik pribadi,
bahwa setiap manusia memiliki hak untuk menentukan apa yang bisa dan akan
mereka lakukan terhadap tubuhnya masing-masing, siapa yang boleh menyentuhnya,
dan bagaimana orang lain menyentuh tubuh mereka. Hak setiap anak harus dijamin
dan diperlakukan sama, layaknya orang dewasa.
Ajarkan pula
bahwa ada area-area tertentu yang tidak boleh dilihat atau disentuh sama sekali
oleh orang lain, dengan catatan, jika kondisi tubuh anak mengharuskan untuk
diperiksa oleh tenaga medis, jelaskan bahwa hal tersebut boleh-boleh saja
karena pemeriksaan ini berkaitan dengan kesehatannya, dan temani anak selama
pemeriksaan berlangsung.
Ajarkan anak
untuk menghormati tubuhnya dengan mengajarkan mereka untuk menghormati tubuh
orang lain. Ajarkan anak-anak sejak dini untuk tidak melakukan apapun terhadap
orang lain jika orang tersebut tidak menginginkannya. Contohnya, jika ia
menggelitik orang tua, atau saudaranya, terus menerus. Orang tua bisa dengan
lugas katakan, “Aku tidak mau dikelitikin. Tolong hentikan, ya.” dan pastikan
anak-anak menghormati keputusan orang tua. Mengajarkan dengan contoh akan lebih
mudah bagi anak untuk mengerti. Hormati pula keinginan mereka, dan pastikan
mereka mengetahui bahwa tidak siapapun, termasuk orang tuannya, memiliki hak
untuk menyentuh mereka tanpa seizin mereka. Tanyakan pada anak sebelum
menyentuh mereka, seperti, “Mau mama cium, nggak?” dan jangan berasumsi segala
hal tidak apa-apa untuk dilakukan. Minta izin mereka untuk berikan ciuman,
jangan langsung lakukan hal tersebut. Jangan sembarangan meminta mereka untuk
memberikan ciuman atau pelukan kepada orang lain jika mereka tidak mau. Ajarkan
mereka untuk bisa menolak dengan sopan.
3.
Mana sentuhan yang baik dan yang
tidak baik?
Sentuhan
yang baik adalah sentuhan yang bisa memberikan kita kenyamanan dan merasa
dipedulikan. Jelaskan pula pada anak bahwa terkadang, sentuhan yang baik bisa
saja terasa sakit, misalnya, saat membersihkan luka. Memang sakit, tapi akan
membuat ia jadi lebih baik.
Sedangkan
sentuhan yang tidak baik adalah sentuhan yang menyakitkan, baik secara fisik
maupun emosional. Contohnya: saat seseorang memukul, mencubit, atau
menendangnya. Satu jenis sentuhan lainnya adalah sentuhan yang tidak
diinginkan, yang biasanya adalah sentuhan yang baik, tapi tidak diinginkan
untuk saat ini. Misalnya, diayunkan di ayunan rasanya sangat menyenangkan, tapi
jika dilakukan setelah makan siang, mungkin anak Anda akan merasa pusing dan
mual, makanya mereka cenderung tidak menginginkannya.
Sentuhan
yang termasuk pelecehan seksual sangat jelas, tidak akan membingungkan orang
lain bahkan jika menggunakan istilah yang tidak lazim digunakan. Sentuhan
pelecehan seksual adalah jenis-jenis sentuhan yang membuat anak-anak takut,
cemas, atau gelisah di bagian-bagian tubuh privat (yang biasanya tertutup
pakaian sehari-hari, termasuk baju renang). Jelaskan kepada anak bahwa sentuhan
ini mungkin seperti “baik”, tapi terasa tidak nyaman. Jelaskan pada anak bahwa
jika seseorang menyentuh mereka dan kemudian meminta mereka untuk menjaga
rahasia tentang sentuhan tersebut, maka sentuhan tersebut adalah pelecehan
seksual. Terangkan dengan jelas bahwa pelecehan seksual juga bisa terjadi jika
mereka disentuh saat mereka menggunakan pakaian lengkap, contohnya seseorang
meraba celana atau rok mereka.
Saat Anda
menyentuh anak Anda, tanyakan mereka tentang arti sentuhan tersebut untuknya.
Tanyakan pertanyaan seperti, “Sekarang, boleh nggak aku memegang tanganmu?”
atau, “Kalo sekarang orang lain (kakak/om/tante) pegang perutmu, boleh nggak?”
Coba untuk minta anak menjelaskan alasan mereka mengenai boleh atau tidaknya
sentuhan tersebut.
4.
Ajarkan anak berkata tidak
Adalah hal
yang sangat umum bagi anak untuk mendengar perintah seperti, “Turuti kata
ayahmu!” atau, “Jangan bandel, kan ibu sudah bilang jangan lakukan itu!”.
Namun, di usia sedini itu akan sangat sulit bagi anak-anak untuk bisa
membedakan mana perintah yang harus mereka turuti dan perintah yang tidak harus
mereka jalankan.
Ajarkan anak
bahwa mereka memiliki hak untuk menolak dan berkata tidak. Mayoritas kasus
pelecehan anak dilaporkan berdasarkan paksaan dan bukan kekerasan fisik.
Mengajarkan anak untuk bisa berkata “tidak!” dengan jelas dan tegas dapat
memberikan perbedaan yang signifikan di banyak situasi. Memang ada beberapa
batasan jelas di mana anak tidak bisa berkata tidak, dan disinilah kebingungan
orangtua bisa terjadi. Saat berdiskusi dengan anak, perjelas bahwa mereka bisa
bilang tidak kepada siapapun yang ingin mencium mulut, menyentuh vagina, penis,
dada, atau bokong mereka, atau bagian-bagian tubuh lainnya yang biasanya
tertutupi pakaian. Perjelas pula bahwa mereka punya hak untuk menolak dengan
keras jika orang tersebut mengatakan bahwa sentuhan ini aman dan tidak akan
membuat mereka dihukum. Ajari anak untuk mempercayai insting mereka dan jika
sesuatu terasa aneh, katakan tidak.
5.
Selalu dampingi anak di kehidupannya
Sisihkan
sebagian waktu Anda untuk bersama anak di mana mereka bisa mendapatkan
perhatian penuh dari Anda. Pastikan kepada mereka bahwa mereka bisa curhat
kapan saja mengenai segala hal yang terjadi di keseharian mereka, atau jika
mereka memiliki pertanyaan tertentu, atau jika mereka merasa seseorang membuat
mereka merasa tidak nyaman. Pastikan pula bahwa mereka tidak akan mendapat
masalah jika menceritakan hal-hal tersebut. Banyak pelaku pelecehan yang
menggunakan trik ancaman atau suap agar korbannya menjaga rahasia tentang
kekerasan yang mereka alami. Dibandingkan dengan menggunakan pertanyaan
tertutup, seperti, “Sekolah hari ini seru?”, berikan pertanyaan lanjutan yang
memberikan anak kesempatan untuk mengelaborasi ceritanya, seperti, “Ada lagi
yang ingin kamu ceritakan ke mama?”
Selalu
ingatkan anak bahwa tidak apa-apa untuk berbicara dengan Anda, terlepas dari
apapun topik pembicaraannya. Dan ingat, peran Anda sebagai orangtua adalah
untuk selalu tepati janji dan jangan berikan hukuman saat mereka bicara jujur
dengan Anda.
Ketika sudah mengetahui bahwa anak
telah menjadi korban pelecehan seksual, maka orang tua harus bisa mengontrol
diri supaya anak tidak semakin terpuruk. Berikut beberapa cara menyikapi
pelecehan seksual pada anak:
Tunjukkan reaksi rasional. Orangtua mana yang tidak syok
ketika tahu anaknya menjadi korban? Apalagi ketika tahu pelaku adalah keluarga
dekat. Perasaan bersalah karena tidak dapat melindungi yang bercampur amarah
kadang menyebabkan orangtua histeris dan emosional, yang ditunjukkan sesaat
setelah anak selesai bercerita. Hal ini menyebabkan anak tambah merasa bersalah
karena menceritakan peristiwa tersebut. Tetap tenang itu penting.
Kembalikan rasa aman pada anak
Memulihkan keamanan merupakan hal yang sangat penting. Kekerasan seksual
pada anak dapat membuatnya kehilangan kontrol, sehingga orangtua harus
memberikan perlindungan kepada anak. Anda juga dapat membantu anak merasa aman
dengan menunjukkan kesediaan Anda melindungi privasinya.
Tekankan pada anak, bahwa kejadian itu bukanlah kesalahannya, melainkan kesalahan pelaku. Hal ini penting mengingat banyak korban memiliki kepercayaan bahwa kejahatan seksual yang terjadi adalah kesalahannya. Tunjukkan pada anak bahwa Anda menghargai kepercayaan dan keberaniannya untuk bercerita pada Anda
Berikan dukungan penuh, secara emosional dan psikologis. Anak membutuhkan dukungan, kenyamanan, dan cinta kasih Anda lebih dari sebelumnya. Anak dapat menghadapi kejadian itu dengan lebih baik ketika ayah-bunda dan lingkungan di sekitarnya peduli dan menerima keadaan dirinya.
Segera konsultasikan kondisi anak ke pihak yang berkompeten untuk membantunya memulihkan trauma psikologis yang dialaminya, sehingga dapat meminimalisasi dampak jangka panjang.
Segera
laporkan kepihak yang berwajib
TANYA JAWAB
Agie Malang
Bagaimana ya cara yg tepat memberitahu orang yang lebih tua dari saya. Masalah yang ada adalah si anaknya tidak dibiasakan memakai celana panjang saat memakai rok, karena saya sungkan saya jauh lebih muda untuk mengingatkan maka saya sudah membuat tulisan tentang pentingnya memakai celana panjang meski sudah memakai rok panjang,karena saya risih liat anak tersebut sering mengangkat roknya hingga terlihat celana dalamnya. Setelah saya share tulisan tersebut alhamdulilah yg dituju merespon dengan melike tulisan saya, tapi sedihnya anaknya tetep aja gak dipakaikan celana?
Jawab:
Apakah dekat dengan beliau?
Kalo dekat mungkin bisa diberi hadiah celana untuk si anak.
Memberi Saran orang lebih tua memang gak bisa serta merta. Saran saya dekati si anak jelaskan perlahan menutup auratnya dgn celana. Biasanya anak-anak lebih Mudah diarahkan.
KESIMPULAN
✓ Makin "edan" dunia, harus makin siap kita membekali anak untuk menghadapinya?
? Bagaimana dengan murid mba rifia yg notabene lebih banyak di sekolah?
✓ Karena sistemnya pengasuhan, hanya ada ustadzah, masih butuh usaha lebih untuk memperkenalkan perbedaan laki laki. Jelaskan sesuai nama dan fungsinya. Hindari penggunaan istilah lain yang membingungkan.
? Bagaimana dengan anak yg suka penasaran memegang kelamin teman?
✓ Tetap tenang dan dampingi. Beritau fungsinya. Dan jelaskan itu adalah aurat yg hanya boleh dipegang oleh mereka sendiri.
? Apa 3,5 tahun sudah bisa dijelaskan perbedaan laki dan permpuan? Misal saat melihat adiknya dimandikan.
✓ Lebih baik dijelaskan diawal, sebelum cukup besar dan sudah harus tau malu. Pr selanjutnya adalah menjelaskan tentang haid.
? Bagaimana bila ada lingkungan yg tidak memakaikan celana pada anak perempuannya yg menggunakan rok? Sehingga saat tersingkap terlihat celana dalamnya. Sudah mencoba membuat tulisan di fb, beliau sudah membaca tp belum ada perubahan.
✓ Bisa diingatkan langsung ke anaknya. Karena anak lebih mudah untuk diingatkan. Bisa juga langsung memberikan hadiah berupa celana. Berikan contoh positif penggunaan celana. Tentu bincang bincang dengan orang tuanya tetap perlu diusahakan.
? Pemerkosaan tidak melihat pakaian korban. Bagaimana tanggapannya?
✓ Faktor pemicu kejadian juga karena psikis pelaku. Pelaku yg memang memiliki orientasi seksual berbeda bisa menjadi pemicu. Namun berpakaian sopan bisa meminimalisir
✓Kalau pakaian bukan lagi jd pelindung, kadang terjadi memang karena ada kesempatan. Hindari tempat sepi dan berjalan sendirian. Bekali diri dengan kemampuan bela diri. Karena sebagian besar pelaku adalah korban kekerasan seksual itu sendiri.
Comments
Post a Comment