Kreatif adalah perkara sudut pandang. Ketika mendapati jawaban yang bervariasi ketika seseorang melontarkan satu pertanyaan, di situlah letak kreativitas. Terdapat solusi yang berbeda-beda ketika masing-masing orang dihadapkan pada masalah yang sama.
Pada umumnya, anak-anak memiliki kreativitas yang tinggi. Seringkali kita sebagai orang tua yang harus belajar dari mereka tentang bagaimana berpikir out of the box. Aku jadi teringat tentang novel yang kubaca beberapa tahun lalu berjudul The Little Prince. Novel karya Antoine de Saint-Exupéry ini diawali dengan masa kecil tokoh utama yang menggambar seekor ular yang sedang memakan gajah. Bukannya mendapat apresiasi, ia malah ditertawakan karena dikira menggambar sebuah topi. Dalam cerita tersebut menggambarkan betapa seorang anak harus menirukan persis sesuatu, yang secara tidak langsung dapat mematikan kebebasan berimajinasi dan berekspresi seorang anak. Dari novel ini aku belajar melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.
Selang beberapa tahun setelah membaca novel tersebut, kini ketika Kai bermain dengan hal-hal yang menurutku baru, aku justru belajar darinya tentang kreativitas. Sebagai orang tua, aku mencoba memahami sudut pandangnya. Seperti saat ia mencoret-coret melukis di tembok, kemudian ia menceritakan beberapa hewan yang telah ia lukiskan. Ada nyamuk, cicak, gajah, dan bebek. Ia tertawa senang ketika aku bertepuk tangan atas hasil karyanya tersebut. Tak terbayang jika aku sedari awal melarangnya mengambil spidol warna-warni itu, mungkin ia tak akan bisa menunjukkan padaku betapa ia telah bisa menuangkan imajinasinya dan mengkomunikasikannya pada orang lain. Tak terbayang jika kreativitas itu harus dimatikan dengan bentakan dan larangan. Ya Allah, semoga aku bisa menjadi orang tua yang bijak mendampingi fitrah kreativitasnya.
Comments
Post a Comment