Ramadhan kali ini, suara sirine terdengar dari masjid menandai waktu menjelang subuh serta waktu menjelang maghrib.
"Kreatif," celetuk suami saat aku membahas hal itu.
Usai suara sirine yang disusul tabuhan bedug, suara merdu muadzin pun terdengar.
"Alhamdulillah. Dzahabadh dhoma'u wabtallatil 'uruqu watsabatil ajru insyaaAllah," ucap kami berdua.
Sebutir kurma dan segelas air putih terasa begitu nikmat menemani kami melaksanakan sunnah untuk menyegerakan berbuka. Kami kemudian berwudhu dan melaksanakan sholat maghrib. Setiap kali melihatku memakai mukena, Kai meminta minum ASI. Kuturuti sebentar, setelah itu kuberi pengertian bahwa aku akan melaksanakan sholat dan mengajaknya ikut serta. Kai masih belum bisa diam mengikuti, tetapi sudah tidak mengganggu asalkan dalam keadaan tidak haus.
Setelah sholat maghrib, kami makan bersama. Kuamati selama bulan Ramadhan ini Kai selalu lahap makan pada waktu berbuka. Yang kuamati dan akan kutuliskan adalah kejadian saat kami makan.
Dapur adalah tempat yang rawan tercecer remah-remah makanan. Hal itu menarik semut datang beramai-ramai. Saat melihat itu, aku hanya berujar, "Wah, ada semut, pasti ada remah makanan nih yang mengundangnya. Nanti aja deh kubersihkan setelah makan. "
Mendengar hal itu, Kai yang juga masih makan tiba-tiba bangun dari duduknya dan mendekati semut tersebut.
"Mmut!" serunya.
Seketika ia langsung memutar badannya demi menggapai sapu. Ia pun menyapu remah-remah tersebut dan mengarahkan semut ke arah tempat mencuci baju yang mudah disiram.
Pelajaran kali ini yang disampaikan oleh Kai secara tidak langsung adalah: "Jangan suka menunda, Ma. Sing cakcek. " 😁
Semua anak adalah bintang, biarkan anak bersinar terang dengan cahaya mereka sendiri.
Malang, 24 Mei 2018
#semua anak adalah bintang
#institutibuprofesional
#kelasbundasayang
"Kreatif," celetuk suami saat aku membahas hal itu.
Usai suara sirine yang disusul tabuhan bedug, suara merdu muadzin pun terdengar.
"Alhamdulillah. Dzahabadh dhoma'u wabtallatil 'uruqu watsabatil ajru insyaaAllah," ucap kami berdua.
Sebutir kurma dan segelas air putih terasa begitu nikmat menemani kami melaksanakan sunnah untuk menyegerakan berbuka. Kami kemudian berwudhu dan melaksanakan sholat maghrib. Setiap kali melihatku memakai mukena, Kai meminta minum ASI. Kuturuti sebentar, setelah itu kuberi pengertian bahwa aku akan melaksanakan sholat dan mengajaknya ikut serta. Kai masih belum bisa diam mengikuti, tetapi sudah tidak mengganggu asalkan dalam keadaan tidak haus.
Setelah sholat maghrib, kami makan bersama. Kuamati selama bulan Ramadhan ini Kai selalu lahap makan pada waktu berbuka. Yang kuamati dan akan kutuliskan adalah kejadian saat kami makan.
Dapur adalah tempat yang rawan tercecer remah-remah makanan. Hal itu menarik semut datang beramai-ramai. Saat melihat itu, aku hanya berujar, "Wah, ada semut, pasti ada remah makanan nih yang mengundangnya. Nanti aja deh kubersihkan setelah makan. "
Mendengar hal itu, Kai yang juga masih makan tiba-tiba bangun dari duduknya dan mendekati semut tersebut.
"Mmut!" serunya.
Seketika ia langsung memutar badannya demi menggapai sapu. Ia pun menyapu remah-remah tersebut dan mengarahkan semut ke arah tempat mencuci baju yang mudah disiram.
Pelajaran kali ini yang disampaikan oleh Kai secara tidak langsung adalah: "Jangan suka menunda, Ma. Sing cakcek. " 😁
Semua anak adalah bintang, biarkan anak bersinar terang dengan cahaya mereka sendiri.
Malang, 24 Mei 2018
#semua anak adalah bintang
#institutibuprofesional
#kelasbundasayang
Comments
Post a Comment