Like Stars on Earth, Every Child is A Star (Hari #1)

Seperti yang telah kubahas pada posting sebelumnya tentang materi Semua Anak Adalah Bintang, sebagai orang tua aku mulai belajar untuk mengamati aktivitas apa yang dikerjakan anak secara easy, enjoy, dan excellent. Dan yang perlu kuingat adalah, bisa jadi seorang anak hebat dalam suatu bidang (easy dan excellent), akan tetapi belum enjoy dalam menjalaninya. Bakat bukan hanya keistimewaan fisik seperti olahraga, memasak, menari, dan sebagainya, akan tetapi bakat juga terkait keistimewaan sifat seperti suka mengatur, suka meneliti, suka berkomunikasi, suka memimpin, dan sebagainya. Lebih lengkapnya, Bunda bisa membaca tentang "TALENTS MAPPING" yang dipelopori oleh Abah Rama Royani.


Pada tahapan usia 0-7 tahun, Bunda tidak perlu terburu-buru menyimpulkan bakat anak yang terkuat. Yang perlu dilakukan adalah memetakan bakat dan membuat visioning board serta memperbanyak gagasan, wawasan, dan aktivitas pada klub, proyek maupun visiting agar dapat ditemukan bakatnya ketika usia 10 tahun. Caranya adalah dengan terus mengamati dan mendokumentasikannya, tanpa menyimpulkan.


Dalam talents mapping, ada 34 bahasa bakat, salah satunya yaitu activator. Seseorang dengan bakat activator cenderung membuat sesuatunya terjadi dengan mengubah pikiran menjadi tindakan. Pertanyaan seperti, “Kapan saya dapat segera mulai?” terus-menerus terlontar dalam pikirannya dan tidak sabar untuk bertindak. Seorang Activator berani mengambil tindakan walaupun informasinya tidak memadai karena baginya kesalahan merupakan proses belajar. Kali ini, yang insyaaAllah akan kuamati dalam sepuluh hari adalah bakat activator dalam diri Kai.


Hari pertama kemarin, yaitu hari Kamis ketiga dalam bulan Mei adalah jadwal Posyandu. Kai sangat bersemangat saat diberi tahu akan pergi ke Pos Pelayanan Terpadu yang terletak di lapangan Taman Kanak-Kanak belakang rumah nenek.

"Mpi! Mpi!" serunya.

Nenek dan Bude masih mencerna apa yang dimaksud Kai.

Dengan sigap ia berjalan setengah berlari ke kamar. Ternyata ia kembali dengan membawa topi.

Tak lama setelah dipakaikan topi, ia berkata, "Patu, cit cit," sambil berjalan di tempat menirukan sepatu sandalnya yang baru dibelikan kemarin mengeluarkan bunyi.

Ia pun memakai sepatu dengan dibantu oleh Bude.

"Baiklah, sudah siap semua?" tanya Bude pada Anin dan Kai.

"Siap!" jawab Anin.

"Yap!" seru Kai menirukan Anin.


Sesampai di Posyandu, Kai tak sabar ingin ditimbang massa badannya sehingga ia sempat mendapat kenang-kenangan berupa memar di dahinya akibat terbentur. Ia sempat menangis sebentar, namun setelah tiba gilirannya ditimbang, ia kembali ceria. Setelah selesai kegiatan di Posyandu, Kai mendapat sebutir telur rebus yang dihiasi dengan gambar mata, hidung, juga mulut.


Sorenya, saat aku menyiapkan buka puasa, Kai bersama ayahnya mencuci motor. Setelah sandal sepatunya dilepas dan celana panjangnya dilipat, ia berinisiatif mengambil selang dan mengucurkan air ke roda motor dengan bantuan ayahnya yang memutar kran. Setelah kegiatan mencuci motor selesai yang bertepatan dengan terdengarnya adzan Maghrib, kubersihkan tangan dan kaki Kai, kemudian kami menemani ayah Kai yang berbuka puasa dengan beberapa butir kurma.

Saat aku mengambil sebutir kurma, ia berkata, "ntak, ntak," yang berarti ia meminta disuapi.

"Baca apa dulu kalau mau makan? Bismillahirrohmanirrohim.., " bimbingku.

Ia pun menirukan bacaan basmalah meskipun belum begitu jelas.

Suapan pertama ia kunyah sambil tersenyum, lalu berkata, "Eneh, eneh," yang berarti ia meminta lagi.

"Enak, Kai?" tanyaku.

"Enaaaak," jawabnya.

"Bilang apa kalau enak? Alhamdu..?"

"Lillah," jawabnya.


Semua anak adalah bintang, biarkan anak bersinar terang dengan cahaya mereka sendiri.


Malang, 18 Mei 2018


#semua anak adalah bintang

#institutibuprofesional

#kelasbundasayang

Comments