Pada anak usia dini, konsep Matematika didapatkan dari berbagai pengalaman bermain yang didapatkan setiap hari. Seringkali ide bermain muncul spontan begitu saja dari si anak. Tugas seorang ibu tinggal bagaimana menghubungkan apa yang dimainkan anak menjadi suatu pembelajaran. Seperti kali ini, Kai bermain air di belakang rumah.
Kegiatan bermain kali ini berawal dari suara gemericik air dari kran. Ia tertarik, kemudian menuju asal suara tersebut lalu dengan antusias mengambil gayung yang ada di dalam ember. Ia kemudian menunjuk bak yang masih tergantung seraya memintaku untuk mengambilkannya. Setelah kuambilkan bak, ia mulai mengambil air dari ember dan menuangkannya ke bak. Pada usia yang tepat nanti, kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan eksperimen mengukur debit air yang keluar dari kran, membandingkan volume ember dengan volume bak, mengukur suhu air, serta pembelajaran Matematika lainnya.
Sedangkan untuk sekarang cukup dengan belajar menuang air dari satu wadah ke wadah lain. Tak lupa ,aku membelajarkan Kai untuk bersyukur pada Allah karena telah memberikan air yang merupakan salah satu sumber daya terpenting dalam hidup manusia. Aku mengarahkannya agar tidak membuang-buang air dengan mematikan kran ketika ember sudah penuh.
"Baik Nak, sekarang air di dalam ember dan bak sudah hampir penuh. Sebentar lagi Kai mandi ya," ucapku mengakhiri kegiatan bermain kali ini.
Kegiatan bermain kali ini berawal dari suara gemericik air dari kran. Ia tertarik, kemudian menuju asal suara tersebut lalu dengan antusias mengambil gayung yang ada di dalam ember. Ia kemudian menunjuk bak yang masih tergantung seraya memintaku untuk mengambilkannya. Setelah kuambilkan bak, ia mulai mengambil air dari ember dan menuangkannya ke bak. Pada usia yang tepat nanti, kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan eksperimen mengukur debit air yang keluar dari kran, membandingkan volume ember dengan volume bak, mengukur suhu air, serta pembelajaran Matematika lainnya.
Sedangkan untuk sekarang cukup dengan belajar menuang air dari satu wadah ke wadah lain. Tak lupa ,aku membelajarkan Kai untuk bersyukur pada Allah karena telah memberikan air yang merupakan salah satu sumber daya terpenting dalam hidup manusia. Aku mengarahkannya agar tidak membuang-buang air dengan mematikan kran ketika ember sudah penuh.
"Baik Nak, sekarang air di dalam ember dan bak sudah hampir penuh. Sebentar lagi Kai mandi ya," ucapku mengakhiri kegiatan bermain kali ini.
Comments
Post a Comment