Mengenal Gaya Belajar Anak Hari Ke-7

Hari ini Alhamdulillah Allah berikan aku kesempatan merasakan bagaimana menjadi full time mother, berdua saja bersama Kai. Pagi hari aku terbangun dalam keadaan lemas dan mual. Dibuat jalan dikit, pusing. Dibawa ke dapur sebentar, mual. Aku tengah menyiapkan baju yang akan dikenakan ayah Kai saat akhirnya memutuskan untuk izin tidak masuk kerja.

"Mau di sini atau di rumah Ibu?" ayah Kai menawariku.
Sejenak aku berfikir ingin di rumah Ibu, tetapi di rumah rasanya akan lebih baik. Aku pun mengantarkan ayah Kai sampai depan pintu dengan menggendong Kai layaknya istri dan anak yang akan ditinggal ke tempat yang jauh. Dramatis. Haha. Karena baru kali ini. Kai menangis, klayu (ingin ikut) ayahnya. Ia kemudian diajak mengelilingi komplek perumahan kemudian pulang. Kali kedua, kali ini ia diberi pengertian bahwa Ayah akan berangkat bekerja dan Kai bersama Ibu di rumah.

Setelah memandikan Kai, aku menyiapkan sarapan sederhana. Kukalahkan rasa mual yang timbul. Saat itulah Kai bermain sambil mengamatiku memasak. Ketika menemukan lantai yang kotor, Kai memungut tisu dari atas meja kemudian menggosokkan tisu tersebut untuk menghilangkan kotoran pada lantai.
"Kalau sudah bersih, tisunya dibuang ke tempat sampah ya," ucapku.
Dengan sigap ia menuju tempat sampah dan memasukkan tisu kotor tersebut ke dalamnya. Alhamdulillah, Kai sudah bisa memahami perintah sederhana.

Aku menemani Kai bermain di dalam rumah hingga tanpa terasa, adzan dhuhur berkumandang. Saat aku mengambil air wudhu, Kai mengetuk pintu kamar mandi seraya memanggil, "Mamaaaa!"
"Iya Nak, sebentar ya, ibu wudhu dulu. "
Saat aku memakai mukena, Kai bergegas mengambil kopiah dan memintaku memakaikannya. Maasya Allah, rupanya Kai selama ini memerhatikan saat ayahnya sholat memakai kopiah. Aku pun sholat dhuhur dengan ditemani Kai yang memakai kopiah.

Selepas sholat dhuhur, terdengar suara motor dari luar pagar, disusul dengan bunyi gerendel besi pada pagar yang dibuka. Ternyata ayah Kai pulang membawa air kelapa muda dan seplastik molen pisang seukuran jari telunjuk.
"Kok sudah pulang? Bukannya ada jadwal ngajar sampai sore?" tanyaku sesaat setelah menjawab salamnya.
"Istirahat, sejam lagi aku balik," jawabnya singkat.
Aku tersipu malu ketika membayangkan ia mengkhawatirkan keadaan istri dan anaknya di rumah.

Waktu, hampir setiap detiknya, terasa begitu berharga ketika bersama Kai. Sorenya, ayah Kai bertanya, "Gimana rasanya jadi ibu rumah tangga?"
"Menyenangkan," jawabku excited.

#harike-7
#tantangan10hari
#gamelevel4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayIIP

Comments