Pagi ini Kai meraih tas berisi lego yang ada di kamar. Ia ingin memakainya, tetapi merasa kesulitan sehingga aku menghampirinya untuk membantu memakaikan tas berbentuk ransel transparan itu. Setelah kupakaikan, ia kuajak menuju cermin dan mengaca. Ia kemudian berjalan keluar dari kamar dan menunjukkannya pada ayahnya. Dengan bangga ia mematut dirinya yang sedang memakai tas di hadapan ayahnya. Ayahnya mengapresiasi hal tersebut dengan bertanya, "Kai mau ke mana kok pakai tas? Mau belajar?"
"Eh!" jawabnya singkat dan tegas.
Kuamati Kai asyik bermain lego. Saat salah satu legonya tergelincir dari tangannya dan meluncur ke kolong kursi, ia memintaku mengambilkannya. Sebanyak dua kali aku melakukan itu. Untuk ketiga kalinya, ia kuajari mengambil sendiri. Setelah puas bermain, ia belajar memasukkan lego-lego tersebut ke dalam tas.
Sekitar jam 10 pagi kami berangkat menuju Aula Skodam V Brawijaya, tempat dihelatnya Islamic Book Fair dari tahun ke tahun. Kami sampai setengah jam kemudian. Dulu, saat masih SMA, aku hanya perlu berjalan sebentar sepulang sekolah dan sudah bisa melihat-lihat koleksi buku yang dipamerkan di Islamic Book Fair ini. Setelah memarkir motor, kami memutuskan untuk mampir ke Tugu terlebih dahulu. Kami mengenalkan Kai pada bunga teratai dan lili air yang tumbuh mengapuung di atas kolam yang mengelilingi monumen Tugu. Kepadatan lalu lintas tak mengurangi kesejukan alun-alun yang dikelilingi pohon trembesi raksasa ini. Sejenak aku teringat masa SMA dengan sejuta kenangan yang ada di dalamnya.
Setelah mengelilingi alun-alun berbentuk bundar yang menjadi sebab dinamakannya tempat ini sebagai Alun-alun Bundar, kami bergegas menuju Aula Skodam V Brawijaya. Saat baru masuk, kami tidak disambut dengan buku-buku, tetapi dengan sederet penjual gamis, tunik, kerudung, bros, serta barang yang bernuansa islami lainnya.
Setelah sempat melihat-lihat beberapa item fashion, kami fokus mencari buku terlebih dahulu. Buku tentang parenting yang menjadi pusat perhatian kami. Kami juga membeli speaker Muroja'ah. Saat dimintai pendapat, aku memilih speaker yang berukuran kecil sehingga dapat kami dengarkan di mana saja. Semoga dengan membeli speaker Muroja'ah ini menjadi awalan yang baik untuk niat kami menghafal ayat-ayat Al-Qur'an. Kami menunggu waktu sholat Dhuhur tiba dengan mengajak Kai ke balik dinding pameran yang cukup luas. Di sana ia memainkan balon yang ia dapatkan dari salah satu stan pameran. Ia menggunakannya untuk bermain sepak bola. Saat bermain sepak bola, ia juga bertemu dengan anak lain dan sempat bermain bersama.
Setelah sholat Dhuhur, kami pun pulang. Dalam perjalanan pulang, kami mampir makan siang di warung makan yang menjual sop ayam, hidangan yang tepat di saat hujan gerimis seperti ini. Kami pulang dalam keadaan Alhamdulillah kenyang. Sesampai di rumah kami beristirahat sambil mendengarkan muroja'ah dari speaker yang baru kami beli.
Kata kunci gaya belajar hari ini: memasukkan mainan ke tempatnya, eksplorasi tempat rekreasi, mengenal tumbuhan baru, mendengarkan muroja'ah ayat suci Al-Qur'an.
#harike-4
#tantangan10hari
#gamelevel4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayIIP
#tantangan10hari
#gamelevel4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayIIP
Comments
Post a Comment