Dengan ucapan syukur Alhamdulillahirobbil 'alamiiin, tantangan melatih kemandirian anak telah terlampaui. Saat menulis ini pun, Kai sudah lancar berjalan. Saya menarget kah? Tentu tidak. Saya hanya berusaha melatihnya. Hasil dari latihan dengan tanpa latihan tentu berbeda. Perbedaan tersebut setidaknya pada diri saya. Saya merasa lebih lega ketika saya benar-benar membersamainya dan menstimulasi tahapan-tahapan tumbuh kembangnya.
Di bulan Januari ini materi baru disampaikan, bertemakan tentang kecerdasan. Yaitu tentang pentingnya meningkatkan kecerdasan anak demi kebahagiaan hidup. Dalam materi kali ini dijelaskan bahwa untuk mencapai hidup sukses dan bahagia diperlukan kecerdasan.
Sukses dimaknai sebagai pencapaian yang berangsur-angsur meningkat terhadap suatu tujuan yang berharga. Sedangkan makna bahagia terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Pleasant life
Hidup yang penuh kesenangan, lebih bersifat material.
2. Good life
Hidup nyaman, lebih bersifat mental.
3. Meaningful life
Hidup bermakna, lebih bersifat spiritual.
Terdapat beberapa macam kecerdasan, antara lain:
A. Kecerdasan Intelektual (Intellectual Quotient)
Kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar memahami gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya. Kecerdasan tersebut meliputi:
🌸kecerdasan bahasa (linguistic),
🌸musik (musical),
🌸logika-matematika (logical-mathematical),
🌸spasial (spatial),
🌸kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic),
🌸intrapersonal (intrapersonal),
🌸interpersonal (interpersonal),
🌸naturalis (naturalits) dan
🌸eksistensial (existensial)
B. Kecerdasan Emosional (Emotional Intelleigence)
Kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
Komponen-komponen dasar kecerdasan emosional:
1. Kemampuan Mengenali Emosi diri sendiri (kesadaran diri).
2. Kemampuan Mengelola Emosi.
3. Kemampuan Memotivasi Diri Sendiri (Motivasi).
4. Kemampuan Mengenali Emosi Orang lain (Empati).
5. Membina Hubungan Dengan Orang Lain (Ketrampilan sosial).
C. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Intelligence)
Kemampuan untuk mengenal Allah dan memahami posisinya sebagai hamba Allah. Inilah yang disebut dalam agama sebagai fitrah keimanan. Ada tiga prinsip dalam kecerdasan spiritual, yaitu:
🍄Prinsip Kebenaran
🍄Prinsip keadilan
🍄Prinsip kebaikan
D. Kecerdasan Menghadapi Tantangan (Adversity Intelligence)
Kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang.
Ada tiga tipe menurut Stoltz yaitu :
1. _Quitters_ adalah kemampuan seseorang yang memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti bila menghadapi kesulitan.
2. _Campers_ adalah kemampuan seseorang yang pernah mencoba menyelesaikan suatu kesulitan, atau sedikit berani menghadapi tantangan, tetapi tidak berani menghadapi resiko secara tuntas.
3. _Climbers_ adalah sebutan untuk orang yang seumur hidup selalu menghadapi kesulitan sebagai suatu tantangan dan terus berusaha untuk menyelesaikan hambatan tersebut hingga mencapai suatu keberhasilan.
Kecerdasan Intelektual membuat anak pandai, sehingga bisa menjadi sarana meraih kebahagiaan hidup yang penuh kesenangan (pleasant life).
Kecerdasan Emosional membuat anak bisa mengenali dan mengendalikan emosi diri serta emosi orang lain. Kecerdasan Spiritual membuat hidup penuh arti, anak akan mampu memberi makna pada kehidupan, dan paham apa misi Allah menciptakan diri kita di dunia ini. Membuat anak berpikir secara luas makna sebuah kesuksesan. Hal ini akan mendorong anak-anak mencapai kebahagian hakiki yaitu kehidupan penuh makna (meaningful life).
Kecerdasan Menghadapi Tantangan menentukan seberapa tangguh anak ini untuk mencapai tingkat kebahagiaan hidup yang dia inginkan.
Tantangan yang diberikan kali ini adalah mengamati dan melatih kecerdasan ibu dan salah satu anggota keluarga melalui proyek bersama untuk berubah menjadi lebih baik.
Comments
Post a Comment