Hello Monday! Kita ketemu lagi.
Seperti biasa, Senin selalu diawali dengan hectic di pagi hari, disambut oleh lalu lintas padat, dan rasa tidak rela karena tidak ketemu Kai selama beberapa jam ke depan. Tapi, karena menjadi ibu bekerja adalah suatu pilihan, konsekuensi itu dijalani dengan happy aja. Karena menyikapi segala sesuatu dengan happy atau ngga juga suatu pilihan.
Dalam perjalanan ke rumah ibu, aku membiasakan Kai mendengarku membaca surat-surat pendek. Pada mulanya ia hanya diam, sekarang ia mulai "nggremeng" menirukan nada bacaanku. Dalam doaku tak lupa aku memohon semoga hidup Kai selalu dekat dengan Al-Qur'an.
Pagi hingga sore berlalu dengan cepat dengan berbagai deadline yang harus diselesaikan. Karena mendung semakin gelap, kami pulang on time, berharap semoga saat hujan turun sudah sampai di rumah. Sesampai di rumah Ibu untuk menjemput Kai, kami bergegas pulang.
Hujan deras turun sesaat setelah kami sampai di rumah. Talang yang tidak kuat menampung air hujan yang begitu deras mulai membuat atap di bagian belakang rumah kami bocor. Untungnya atap tersebut terletak di atas area basah tempat mencuci. Adzan Maghrib berkumandang kemudian. Kami segera mengambil air wudhu. Suami tidak ke masjid kali ini. Baru saja suami akan mengucap takbiratul ihram, suara keras dari belakang mengagetkan kami. Qodarullah air yang terlalu deras dan tak dapat tertampung talang air membuat atap yang terkena tampias air rusak. Kami berbagi tugas, suami membersihkan lantai yang terkena air, aku mengkondisikan Kai. Setelah itu kami berdiskusi tentang perbaikan rumah dan memutuskan untuk menunggu weekend.
Pagi hingga sore berlalu dengan cepat dengan berbagai deadline yang harus diselesaikan. Karena mendung semakin gelap, kami pulang on time, berharap semoga saat hujan turun sudah sampai di rumah. Sesampai di rumah Ibu untuk menjemput Kai, kami bergegas pulang.
Hujan deras turun sesaat setelah kami sampai di rumah. Talang yang tidak kuat menampung air hujan yang begitu deras mulai membuat atap di bagian belakang rumah kami bocor. Untungnya atap tersebut terletak di atas area basah tempat mencuci. Adzan Maghrib berkumandang kemudian. Kami segera mengambil air wudhu. Suami tidak ke masjid kali ini. Baru saja suami akan mengucap takbiratul ihram, suara keras dari belakang mengagetkan kami. Qodarullah air yang terlalu deras dan tak dapat tertampung talang air membuat atap yang terkena tampias air rusak. Kami berbagi tugas, suami membersihkan lantai yang terkena air, aku mengkondisikan Kai. Setelah itu kami berdiskusi tentang perbaikan rumah dan memutuskan untuk menunggu weekend.
#tantangan_hari_keempat
#kelasbunsayiip3
#game_level_3
#kami_bisa
Comments
Post a Comment